BATIK

Hai perkenalkan namaku Gendhis,  aku tinggal di Solo. Ayahku seorang pengusaha batik. Kami punya usaha butik khusus batik. Nah batik disini semua buatan tangan atau disebut industri rumahnya ( home made) ...... sok bahasa inggris, bahasa indonesia aja gak lulus aku. 
Hari ini libur sekolah,  jadi aku ikut bapakku ke tempat pembuatan batik. " Gendhis ayo ikut bapakmu ke tempat Pembuatan batik" ujar bapakku. Wah pastinya senang dong secara di benak aku itu bisa buat batik sendiri. Di dalam dunia perhatikan selalu ada kata canting. Ya batik identik dengan proses nyanting. Tapi semakin aku belajar tentang batik, semakin banyak elemen untuk membuat selembar kain batik. Nggak cuma nyanting.
Yo wes lah .... aku ra ngerti... hehehe..
Sampai nya di tempat Pembuatan batik,  bapakku langsung memberikan penjelasan kepada ku , layaknya guru ke siswa.
"Kalau kita mau bikin batik tulis, alat yang pasti harus ada adalah canting. Canting itu semacam pena untuk menggambar apa yang kita mau di selembar kain. Nah ini dia, lalu itu tina untuk menggambar di kain adalah malam".

Setelah itu aku nyoba belajar bikin batik sendiri, ternyata untuk menghasilkan kain yang bagus nggak cuma sekedar asal menorehkan malam pada tinta. Aku mesti punya pola motif. Biasanya pengrajin membuat pola motif di kertas minyak. Kemudian gambar di kertas minyak tadi dipindahkan ke kain putih.Kain putih yang masih bersih tersebut digambar dulu dengan pensil satu persatu.Kain putih dengan coretan pensil tadi, ditimpa dengan malam melalui proses nyanting. Proses ini yang paling populer dengan kata batik.Hasil malam yang sudah jadi, sudah membentuk motif kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan.Proses pewarnaan disini membutuhkan keahlian pengrajin batik. Jadi yang membedakan hasil batik satu dengan yang lain salah satunya adalah pada warna yang dihasilkan. Tiap pengrajin punya formula sendiri-sendiri (yang merupakan rahasia) untuk menghasilkan warna-warna cantik pada tiap kain batik.
Proses pewarnaan ini sangat bergantung pada cuaca. Bila hari hujan dan tidak banyak sinar matahari, warna yang dihasilkan belum tentu seperti yang diharapkan.
Kata bapakku Batik adalah karya seni. Pengerjaannya dilakukan dengan hati. Pengalaman aku dalam membuat (baca: meminta tolong pengrajin membuatkan) batik tidak bisa ditarget seperti memesan barang di pabrik. Apalagi motif yang aku desain ternyata adalah motif rumit (*pas bikin desain asal gambar aja dan nggak mikir rumit atau tidaknya, intinya suka). Untuk hasil terbaik harus sabar.
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori, mesksekarang batik dapat dibuat diatas bahan lainnya seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.
Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Menurut bapakku, cara pembuatan yang berkembang di Indonesia sampai sekarang dapat dibedakan menurut cara pembuatannya meliputi : Batik Pekalongan (disertai dengan coletan), Batik Remekan (dengan pemerasan untuk menghilangkan lilin), Batik Kerokan (dengan pengerokan), Batik Kelengan (dicap atau diklowing, diwedel, dilorod), Batik Monochrom (menggunakan warna bebas), Batik Kalimantan (dicap, disoga, dilorod), Batik Lorodan (diklowong, diwedel, dilorod, dibironi, disoga), Batik Bedesan (ditembok, disoga, diklowong, diwedel, dilorod) dan Batik Radioan (disoga, diklowong, diputihkan, ditembok, diwedel, dilorod)
Ditempat usaha bapakku selalu ada persiapan yang harus dilakukan yakni : yang pertama, Cutting (memotong), kain dipotong sesuai keinginan. Kedua nggirah (mencuci). Kain mori biasanya mengandung kanji yang berlebihan. Kanji tersebut mengganggu proses pewarnaan batik. Setelah dibersihkan kemudian diganti dengan kanji ringan, dingin, dan tipis (ngloyor). Nggirah ada dua : 1.Nggirah (washing): direndam semalam, lalu ditekan, kemudian dibilas dengan air sampai bersih. 2. Ngetel (ngloyor): perlakuan dengan campuran minyak nabati dan alkali. Ketiga nganji Dingin. Kain terlebih dahulu dikanji dingin agar lilin tidak meresap ke dalam serat dan kelak akan memudahkan dalam pekerjaan penghilangan lilin. Kanji harus tipis, 20 gram kanji per 1 liter air, setelah itu dikemplong. Keempat ngemplong. Bertujuan untuk menghaluskan dan meratakan permukaan kain. Dilakukan dengan cara memukul kain secara berulang-ulang.
Lalu yang terakhir Pemolaan. Jika kain sudah siap, motif digambar dengan mengikuti pola yang tersedia. Setelah desain dibuat, maka diberi warna. Cara menggambar dilakukan dengan cairan malam yang keluar dari canting dalam bentuk pancuran halus.
ipun sekarang batik dapat dibuat diatas bahan lainnya seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.

Ada istilah juga pelekatan lilin/malam, setelah pola siap, bagian-bagian yang tidak berwarna ditutup dengan malam. Tahapan pemalaman meliputi: Memilih tempat strategis, lalu gawangan. Kain dibeber di atas gawangan. Berikutnya mempersiapkan malam. Malam dipanaskan. Sebelum dimasukkan ke wajan, api harus dipersiapkan terlebih dahulu supaya stabil. Lalu siapkan canting, lakukan pengecekan dengan meniup atau menusuk cucuk agar dapat mengetahui tersumbat atau tidak. Kemudian mempersiapkan posisi. Kompor diletakkan di sebelah kanan pembatik, dan alat-alat lain di sebelah kiri lalu mempersiapkan alat untuk ngejos. Alat jos dipakai untuk menghilangkan tetesan lilin yang kemungkinan ada di kain. Terbuat dari logam yang tahan panas. Perlu disiapkan sabun atau detergen.Selanjutnya kain dicelup dalam pewarna. Butuh proses berulang kali hingga hasil tercapai. Pewarnaan dapat dilakukan higga 30 kali. Penggarapan warna yang baik memakan waktu 15 hari dengan 3 macam pewarnaan perhari. Bahan pewarna biasanya naptol dingin dan indigisol. Pewarna naptol terdiri dari dua jenis, yaitu pewarna (naptol) dan pembangkit warna (garam diazo). Keduanya apabila telah dilarutkan tidak boleh dicampur.Tahap pewarna dengan naptol , pertama,  Kain yang telah dimalam dibasahi dengan larutan TRO (Turkish Redd Oil). TRO berbentuk serbuk putih seperti detergen. Setelah itu kain diletakan di gawangan agar air menetes (jangan diperas). Proses ini berfungsi membuka serat kain agar mudah diwarnai. Kedua sambil menunggu kain yang dibasahi TRO tuntas, larutan naptol dan garam diazo disiapkan. Larutan serbuk naptol dan kaustik soda (NaoH) dicampur dengan air panas. Kaustik yang masih bagus berwarna putih, keras dan berbentuk serpihan kasar. Setelah tercampur, dijadikan satu dengan larutan TRO, lalu diaduk sampai merata dan tambah 1 liter air dingin. Kain yang sudah kering kemudian dicelup dengan larutan naptol. Setelah merata, kain diangkat untuk ditiriskan. Sambil menunggu kain selesai, garam dianzo bisa dilarutkan. Garam yang masih berupa serbuk dilarutkan dengan sedikit air dingin dan aduk sampai semuanya larut dalam air. Setelah itu ditambah 1 liter air dingin dan diaduk hingga merata. Kain yang sudah selesai ditiriskan kemudian dicelup ke dalam larutan garam dianzo. Pada tahap ini, warna yang diinginkan akan tampak. Apabila masih pekat, bisa dilakukan pencelupan ulang (dengan pembilasan terlebih dahulu). Nah ada juga Tahap pewarnaan dengan indigasol:
 Kain yang akan digunakan dicelup pada air bersih. Lalu dilarutkan indigasol sebanyak 250 gram yang akan digunakan dengan sedikit air kurang lebih 250 ml dan diaduk hingga rata. Buat larutan  nitrit 250 gram ditambah air panas kurang lebih 10 ml. Larutan nitrit yang selesai kemudian dicampur dengan larutan indigasol, kemudian diaduk hingga merata. Saat akan mencelup, larutan yang telah bercampur kemudian ditambah 800 ml air dingin, lalu diaduk. Buat larutan HCL, yang kemudian dicampur dengan air. (Perbandingan : untuk melarutkan 10 cc HCL, dilarutkan dengan 10 liter air dingin). Ketika menuangkan dan mengaduk HCL harud dilakukan dengan hati-hati. Kemudian masukkan kain ke dalam larutan selama 5 menit. Setelah direndam kemudian kain dijemur di bawah terik matahari sambil sesekali dibalik agar warna muncul. Jangan terlalu lama menjemur karena malam akan meleleh. Kain kemudian dicelup pada larutan HCL. Pastikan seluruh permukaan kain yang diwarnai telah tercelup ke dalam larutan HCL.
Setelah pengulangan warna dilakukan, selanjutnya seluruh malam dapat dilepaskan. Caranya adalah merebus kain batik yang sudah diwarnai hingga malam mencair. Malam yang sudah mencair akan mengapung di permukaan. Usai direbus, kain dicuci lagi. Namun pada kain sutera, tekniknya berbeda karena memerlukan malam dan bahan pewarna yang berbeda agar tidak merusak kain suteranya. Tahap-tahapnya seperti: 1. Masak air sampai mendidih, masukkan kanji atau abu soda. 2. Kain yang dilorot dimasukkan ke dalam air yang sudah mendidih. 3. Aduk dan balik kain di dalam rebusan. 4. Kain diangkat setelah itu dimasukkan ke air dingin.

Setelah malam dihilangkan dan kain dicuci, kemudian dijemur di tempat yang tidak terlalu terik.
Terdiri dari Batik Cap (pelekatan lilin dengan canting cap), Batik Tulis (pelekatan lilin dengan canting tulis), Batik Painting (pelekatan lilin dengan kuas), Batik Kombinasi (pelekatan lilin dengan campuran alat).

Batik, berdasarkan tekniknya pula dibedakan menjadi tiga bagian, yakni batik tulis (tekstur dan corak dibuat menggunakan tangan dengan waktu 2-3 bulan), batik cap (tekstur dan corak dibentuk dengan cap yang memakan watu 2-3 hari), serta batik lukis (tekstur dan corak dibuat dengan langsung melukis pada kain putih).
Persiapan
Kain katun yang akan dibatik dicuci. Tujuannya agar terbebas dari bahan-bahan yang masih dikandung oleh kain, dan juga agar proses pewarnaan nantinya tidak akan berpengaruh oleh bahan-bahan tersebut. Selanjutnya kain dikeringkan.
Dilakukan langsung di atas kain dengan menggunakan pensil. Gambar bisa menggunakan pola-pola yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah itu, maka dilakukan pembatikan awal dengan menggunakan canting atau kuas pada coretan desain.Prosesnya berbeda-beda, tergantung dari bahan pewarna dan teknik pewarna yang ingin digunakan. Pewarnaan tahap pertama menggunakan warna yang lebih muda dahulu dengan bahan Naptol, Indigosol, Basis, Procion, dsb. Oke teman-teman sekian penjelasan dari gendhis. Semoga bermanfaat ya...

Komentar

Postingan Populer