NASKAH DRAMA "ANDE ANDE LUMUT"
Pemeran drama :
1. Ande ande Lumut
(Pangeran)
2. Bejo
3. Mbok Rondho Dhadhapan
4. Mbok Rondho Klenting
5. Yuyu Kankang
6. Klenting Kuning
7. Klenting Hijau
8. Klenting Biru
9. Widodari
2. Bejo
3. Mbok Rondho Dhadhapan
4. Mbok Rondho Klenting
5. Yuyu Kankang
6. Klenting Kuning
7. Klenting Hijau
8. Klenting Biru
9. Widodari
Durasi : 60"
BABAK I
PROLOG
Alkisah di sebuah Negara yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem
kerto raharjo, tinggallah seorang pangeran yang hidup serba berkecukupan.
Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta berikutnya.
Akan tetapi, pangeran tadi tidak puas dengan kehidupan yang serba
berkecukupan. Dia ingin mengembara, menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati
diri dan pengalaman hidup.
(Dua orang berjalan
waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan)
Pangeran
: “ Jo? Bejo? Kamu di mana jo ? ”
Bejo
: “ Pangeran? Pangeran? Kamu di mana pangeran? ”
(Berjalan mundur…. Kemudian bertabrakan bersama, sampai
gelimbungan).
Pangeran
: “ Aduh. Kamu itu. Hati-hati ! ”
Bejo
: “ Hehehe.. Maaf pangeran. Saya tidak tahu jika di belakang ada pangeran”
Pangeran
: “ Kamu ini.. Sini sini Jo ! Aku mau cerita. ”
Bejo
: “ Ada apa pangeran ? ”
(Dua orang duduk bersama dan bercerita)
Pangeran
: “ Kok tidak ada binatang ya hari ini ? ”
Bejo
: “ Ya pangeran, sepi sekali. Tapi ini di mana ya Pangeran ? ”
Pangeran
: “ Kenapa kamu tanya saya ? Memangnya saya tahu ? ”
Bejo
: “ Ya mungkin saja Pangeran tahu. ”
Pangeran
: (cemberut)
(Pangeran dan pengawalnya berdiri, kaget melihat ada orang di hadapan
mereka)
Pangeran
: “ Siapa itu jo ? ”
Bejo
: “ Saya tidak tahu pangeran. ”
Pangeran
: “ Maaf bu, boleh saya bertanya ? ”
(Yang ditanya diam, tidak menjawab, sibuk dengan kayu bakarnya)
Pangeran
: “ Permisi bu. ” (menyentuh pundak Mbok Rondo Dadapan)
(Pangeran mendekat pada mbok rondo, tiba-tiba mbok rondo kaget
melihat pangeran)
Mbok rondo
dadapan : “ Waladalah.. Siapa kamu ? ”
Pangeran
: “ Saya pengembara bu. Maaf, ini desa apa ya ? ”
Mbok rondo
dadapan : “ Ini desa Dadapan nak. Kamu sedang apa di sini ? ”
Pangeran
: “ Saya sedang mengembara bu. Tapi tersesat,tidak tahu jalan. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Wah. Ya sudah, ikut saya saja. Kamu akan saya
jadikan anak angkat bagaimana ? ”
Pangeran
: “ Bagaimana Jo ? ”
Bejo
: “ Kalau saya terserah kamu saja. ”
Pangeran
: “ Wah baiklah bu, saya mau. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Mulai sekarang kamu jadi anakku, namamu jadi
ande-ande lumut. Dan kamu juga ikut saya. ”
Pangeran dan
Bejo : “ Baiklah, bu ! ”
(Pangeran bersama dengan pengawal dan mbok rondo pergi menuju
rumahnya)
BABAK II
Di pagi yang cerah Mbok Rondo klenting berkumpul dengan para
putrinya. Putri-putri Mbok Rondo sangat cantik, mereka adalah klenting merah,
klenting biru dan klenting hijau dan salah seorang anak tirinya bernama
klenting kuning.
Mbok Rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya tetapi
berbeda dengan klenting kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih
sayangnya.
(Klenting Kuning menyapu lantai.. Tak lama datang Mbok Rondo
mengawasi Klenting Kuning)
Mbok rondo
Klenting : “ Anak-anakku yang cantik-cantik, kesini nak
! ”
Klenting-klenting
: “ Ya Mbok. ”
Mbok rondo
klenting : “ Begini nak, ada berita yang sangat
penting. ”
Klenting
merah :
“ Berita apa itu mbok ? ”
Klenting
biru
: “ Ya mbok. Kelihatannya penting sekali. ”
Klenting
Hijau : “ Ada
apa sih mbok ? ” (manja, mendekat sambil memegang tangan mbok rondo
klenting)
Mbok rondo
klenting : “ Kalian tahu kan, Mbok Rondo Dadapan itu
punya anak yang sangat tampan. Namanya Ande - Ande Lumut. ”
Klenting-keleting
: “ Ande - Ande Lumut ? Tampan ? ” (bersama bergaya manja, centil)
Mbok rondo
klenting : “ Iya. Coba kalian pergi ke rumah Ande –
Ande lumut untuk melamarnya! Siapa tahu Ande – ande lumut menyukai salah satu
dari kalian. Mbok akan dandani kalian menjadi putri-putri yang cantik. ”
Klenting-klenting
: “ Iya iya mbok. Kami mau. ”
Mbok rondo
klenting : “ Iya sudah. Ayo mbok dandani
kalian. ”
Klenting-klenting
: “ Baiklah mbok. ”
(Mbok Rondo Klenting mendandani klenting merah, biru, dan hijau)
Klenting
Merah
: “ Mbok, bagaimana rambutku mbok? ”
Mbok Rondo Klenting
: “ Sudah rapi, ndok ! ”
Klenting
Hijau
: “ Aku, aku mbok ! ”
Mbok Rondo
Klenting : (memakaikan bedak pada
Klenting Hijau) “ Nah, sudah cantik sekarang. “
Klenting
Biru
: “ Kalau aku mbok ? ”
Mbok Rondo
Klenting : “ Sudah cantik, ndok. Anak – anak mbok
sudah cantik semua. Sekarang berangkatlah. Ande – Ande Lumut pasti memilih
salah satu dari kalian untuk dijadikan istri. ”
(Dari kejauhan, Klenting Kuning yang melihat saudari tirinya yang
hendak berangkat menuju rumah Ande – Ande Lumut)
Klenting
Biru
: “ Ngapain lihat – lihat ? ”
Klenting Hijau
: “ Iri ya lihat kita semua cantik? ”
Klenting
Kuning
: “ Ti..Tidak kok. ”
Klenting merah
: ( menyenggol Klenting Kuning sampai terjatuh )
Klenting –
Klenting : “
Hahaha.. Kasian sekali kamu ! “
Klenting
Hijau :
“ Ya sudah lah. Ayo kita berangkat. ” (pergi meninggalkan Klenting Kuning)
(Tak lama kemudian, klenting kuning mendekati mbok rondo)
Klenting
Kuning
: “ Mbok saya ingin bicara. ”
Mbok rondo
klenting : “ Bicara apa ? Apakah kamu
sudah selesai menyapu ? ”
Klenting
kuning
: “ Sudah mbok. Begini mbok, saya juga ingin melamar menjadi istrinya Ande -
Ande lumut seperti kakak-kakak klenting yang lain. ”
Mbok rondo
klenting : “ Oh begitu, ya sudah tidak apa - apa.
Sini kamu saya dandani juga. (memberikan angus dan bau-bau tidak sedap
kepada Klenting kuning) Sudah sekarang kamu cuci kuali di sungai. Dan
kerjakan tugasmu. ” (mendorong Klenting kuning dengan kasar)
Klenting
kuning
: “ Iya mbok. ” (meninggalkan Mbok Rondo)
Mbok Rondo
Klenting : “ Hahaha… Mudah-mudahan Ande - Ande Lumut menyukai
salah satu dari anak-anakku. Bukan Klenting Kuning. ” (tertawa
terbahak-bahak, menuju ke dalam rumah)
BABAK III
Klenting kuning setiap hari bekerja tanpa rasa lelah dan keluh
kesah walau dia diperlakukan kasar oleh Mbok Rondo Klenting. Hanya dia dan
Allah saja yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap, Tuhan akan
memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya. Saat Klenting Kuning mencuci kuali
di sungai
Klenting
Kuning : “ Duh… kenapa begini penderitaan hidupku. Semoga aku
tabah menjalaninya. ”
(Tiba tiba ada Widodari mendekati klenting kuning)
Widodari
: “ Hai gadis cantik. ”
Klenting
kuning : “ Siapa kamu ? ” (kaget)
Widodari
: “ Kamu jangan takut.Aku adalah sifat baik yang ada dalam dirimu”
Klenting
kuning : “ Mau apa kamu? ”
Widodari
: “Aku akan memberimu sebuah pusaka. Terimalah. Semoga pusaka ini kelak
akan berguna bagimu. Ini adalah Jimat Kalimosodo. Terimalah gadis baik. ” (
memberikan pusaka )
Klenting
kuning : “ Baiklah.
Terimakasih. ”
Seseorang
: (meninggalkan Klenting Kuning)
Klenting
Kuning : (mengambil kuali
dan meninggalkan sungai)
BABAK IV
Di sebuah sungai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup.
Dia yang menguasai sungai itu. Dialah si Yuyu Kangkang yang licik.
(Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi
jika ada orang datang).
Yuyu
kangkang
: “ Hohohoho…. Siapa itu yang datang dari jauh? ”
(kemudian datang Klenting Merah, biru dan hijau menuju pinggir
sungai)
Klenting
merah
: “ Wah! Sungainya banjir. ”
Klenting
biru
: “ Iya mbakyu. Bagaimana cara kita menyeberang? ”
Klenting
hijau
: “ Lihat itu Yuyu Kangkang. ” (menunjuk Yuyu Kangkang)
Klenting
merah
: “ Wah iya! Kita minta tolong Yuyu Kangkang saja. ”
Klenting biru dan
hijau : “ Iya mbakyu. Ayo! ” ( saling menyenggol
Klenting Merah )
Klenting
merah
: “ Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! ”
Yuyu
kangkang
: “ Hahaha. Ada apa gadis manis? ”
Klenting
merah
: “ Yuyu Kangkang, aku minta tolong disebrangkan lewat sungai ini. ”
Yuyu
kangkang
: “ Wah itu berat sekali, bahaya sungainya. Aku minta imbalan.”
Klenting
merah
: “ Imbalannya apa? Uang? Wah kamu itu mata duitan. ”
Klenting biru dan
hijau : “ Iya. Yuyu Kangkang mata duitan. ”
Yuyu
kangkang
: “ Tidak. Aku tidak mau uang. Hahaha. ”
Klenting-klenting
: “ Lalu apa? ”
Yuyu
kangkang
: “Imbalannya adalah menggandeng dan mencium tangan kalian” (tersenyum
nakal)
Klenting
merah :
“ Ya sudah kalau begitu. ”
(Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merah, biru, dan hijau dengan
perahu)
Yuyu Kangkang
: “
Eh, eh. Mau kemana kalian? Mana imbalannya? ”
Klenting –
Klenting : ( menyodorkan tangan
sambil cemberut dan langsung pergi )
Yuyu kangkang
: “ Wah senang sekali aku dapat memegang dan mencium tangan gadis-gadis
cantik itu. ”
(beberapa saat kemudian, datanglah klenting kuning akan menyebrang)
Yuyu
Kangkang
: “ Hohoho.. itu apa? Baunya tidak enak. Wajahnya jelek lagi. ”
Klenting
Kuning
: “ Wah kok banjir ya? Bagaimana aku bisa menyebrang? Itu ada Yuyu Kangkang.
Yuyu kangkang, tolong sebrangkan saya melewati sungai ini. ”
Yuyu
kangkang
: “ Kamu? Tidak mau. ”
Klenting
kuning
: “ Nanti aku kasih uang. ”
Yuyu
kangkang : “
Tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di sini. Dasar orang jelek.” (Meninggalkan
Klenting Kuning)
Klenting
Kuning
: “ Kamu kenapa jahat begitu Yuyu Kangkang? ”
Klenting
kuning
: “ Ya sudah kalau itu maumu. (mengeluarkan pusakanya) Aku
akan buat sungai ini menjadi kering. Hiat.........! ”
Tiba-tiba sungai itu kering. Kemudian Klenting Kuningpun bisa
berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok Rondo Dadapan, rumah si Ande-Ande
Lumut.
BABAK V
Sementara itu, di sebuah desa bernama Dadapan, mbok Rondo sedang
menyapu rumah, di rumah itulah si Ande-ande lumut sedang mengaji di sebuah
surau. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya.
(Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang
rombongan gadis-gadis cantik, klenting merah, biru dan hijau)
Klenting-klenting
: “ Assalamu’alaikum.”
Mbok Rondo
Dadapan : “ Wa’alaikumsalam, siapa ya? ”
Klenting
Merah : “
Saya mbok, Klenting Merah. ”
Klenting
Biru
: “ Saya Klenting Biru. ”
Klenting
Hijau :
“ Saya Klenting Hijau mbok. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Wah gadis-gadis cantik. Ada perlu apa ini? ”
Klenting-klenting
: “ Kami ingin melamar Ande-Ande Lumut mbok. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Mau melamar Ande-Ande Lumut? Sebentar ya, saya katakan pada
Ande-Ande Lumut. ”
Mbok rondo
dadapan : (bernyanyi) “ Putraku si Ande-Ande Lumut.
Temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi. putrine ngger sing ayu rupane. Klenting
abang iku kang dadi asmane. ”
Ande-ande
Lumut : (menjawab
dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten
medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang. “
Mbok rondo
dadapan : “ Wah tidak mau ternyata nak. ”
Klenting biru
: “ Coba saya mbok. ”
Mbok rondo
dadapan : (bernyanyi) “ Putraku si Ande-Ande Lumut.
Temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane.
Klenting biru iku kang dadi asmane. ”
Ande-ande
Lumut : (menjawab dengan
bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan
ayu sisane si Yuyu Kangkang. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Tidak mau juga ternyata nak. ”
Klenting
hijau
: “ Coba saya mbok. ”
Mbok rondo
dadapan : (bernyanyi)“ Putraku si ande-ande lumut. Temuruno ono
putri kang ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting ijo iku
kang dadi asmane. ”
Ande-ande
Lumut : (menjawab dengan
bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan
ayu sisane si Yuyu Kangkang. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Hmm.. Tidak mau juga nak. ”
Tidak lama kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah
tercium bau yang tidak sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.
(datanglah Klenting Kuning menuju mbok Rondo)
Klenting
kuning : “
Selamat pagi, mbok. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Selamat pagi. Siapa ya? ”
Klenting
kuning : “ Saya
Klenting Kuning mbok. Ingin melamar Ande-Ande Lumut”
Mbok rondo dadapan
: “ Apa? Mau melamar anakku? Apa tidak salah? ”
Klenting
merah : “ Iya, wajahmu
jelek. Baumu tidak enak begitu. Aku saja ditolak. Apa lagi kamu.”
Klenting
Kuning : “ Dicoba
dulu mbok. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Baiklah. (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut.
Temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi. Putrine kang olo rupane. Klenting
kuning iku kang dadi asmane. ”
Ande-ande
Lumut : (menjawab dengan
bernyanyi) “ Aduh ibu, kulo inggih purun. Dalem putro inggih bade medun.
Najan olo meniko kang putro suwun. ”
Mbok rondo
dadapan : (kaget) “ Loh! Apa tidak salah
Ande-Ande Lumut? ”
Ande-ande
Lumut :“ Tidak ibu. Ini adalah
pilihan saya. ”
Klenting –
Klenting : (kusak-kusuk)
Klenting
Biru
:“ Ternyata seleramu rendahan ya Ande – Ande Lumut. ”
Mbok rondo
dadapan : “ Ya sudah kalau itu pilihanmu ya tidak apa apa. ”
Ande – Ande
Lumut : “ Jo, Bejo. Sini Jo ! ”
Bejo
: (berlari mendekati Ande – Ande Lumut )“ Siapa gadis jelek ini? ”
Ande – Ande
Lumut :“ Ini adalah Klenting Kuning. Kita akan pulang,
Jo. (berbalik pada Mbok Rondo Dadapan) Ibu, ada suatu hal yang ingin
saya katakan. ”
Mok rondo
dadapan : “ Apa itu nak? ”
Ande-ande
lumut : “ Ibu, sebenarnya saya adalah
seorang Pangeran yang sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.”
Mbok rondo
dadapan : “ Apa? Pangeran? ”
Klenting -
Klenting : “ Apa? Pangeran? Oh, tidaaaak!!
” (pingsan)
Ande – Ande
Lumut : “ Benar ibu, karena sekarang saya sudah
mendapatkan belahan hati saya, saya akan kembali ke Kerajaan. Terima kasih
perhatiannya selama ini bu. ”
Mbok Rondo
Dadapan : (masih kaget) “ Ya sudahlah nak. Jaga dirimu baik-
baik ya nak.”
Akhirnya, Klenting kuning menjadi istri Ande-Ande Lumut, wajahnya
yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik. Sesungguhnya dia adalah
Putri Sekartaji. Dan Ande-Ande Lumut kini menjadi raja mewarisi kerajaan
ayahnya. Pangeran dan Klenting Kuning, hidup bahagia selamanya.NW_
====TAMAT =====
Komentar
Posting Komentar