NASKAH DRAMA "SANG PEMIMPI" dan "SITI NURBAYA"
NASKAH DRAMA I
KUTIPAN NOVEL “SANG PEMIMPI”
ADEGAN 1
Suatu hari di rumah mungil pinggir jalan yang sepi, seorang tukang pos berhenti
di depan rumah mungil itu lalu mengetuk pintu. Seorang wanita usia lima puluhan
membuka pintu dan menyambut tamunya dengan ramah.
Tukang Pos : (turun
dari sepeda tua dan mengambil satu amplop, lalu berjalan ke sebuah rumah, dan
mengetuk pintu) Tok... Tok... tok...
Ibu
: (membuka pintu) Mari... mari Pak silakan masuk (tersenyum ramah).
Tukang pos :
Terimakasih, Mak Cik. Tidak usah, saya hanya mengantarkan surat undangan ini
dari SMA Negeri Bukan Main (menyerahkan sebuah amplop).
Ibu
: Surat apa ya, Pak.? (penasaran).
Tukang Pos : Wah saya
kurang tau, Mak Cik. Saya hanya mengantarkan surat untuk banyak orangtua siswa.
Silakan tanda tangan di sini, sebagai bukti penerimaan kiriman surat (sambil
menyodorkan selembar kertas dan pulpen).
Ibu
: Baik, baik. Terimakaasih ya Pak (sambil menandatangani selembar kertas itu)
Tukan Pos : Sama-sama, Mak Cik. Baiklah,
saya permisi dulu, masih banyak surat yang harus saya antar (melipat kertas
itu da memasukkan ke dalam tas)
Ibu
: Iya, silakan Pak. Sekali lagi terimakasih.
Tukang Pos :
Melambaikan tangan (sambil menaiki sepeda tuanya).
Ibu itu masuk ke dalam rumah dan mencari suaminya dengan hati berdebar-debar
ingin segera membuka surat undangan dari sekolah kedua anaknya. Sang ayah tak
bisa membaca surat yang bertuliskan huruf itu. Lalu Ibu membacakan surat itu.
Ibu
: Pak, pak.. ini ada surat dari sekolah Arai dan Ikal (menjulurkan surat itu
pada suaminya)
Ayah
: Surat apa ini, Bu. Tolong bacakan (berbicara dengan pelan dan penuh
penasaran, membuka amplop dan balik menyodorkan surat itu pada Ibu).
Ibu
: (membaca surat) Surat undangan penerimaan rapor untuk Arai dan Ikal,
Pak. Lihat menunjukkan dangan telunjuk) tempat duduknya ada di depan, berarti
anak-anak kita pintar, Pak (tersenyum lebar dan bahagia).
Ayah
: Ooh, Iyakah...(tersenyum bahagia).
ADEGAN 2
Menurut ayahku, hari pembagian raporku adalah
hari besar bagi beliau. Terbukti bahwa ayahku mengambil cuti dua hari dari
menyekop xenotim di intalansi pencucian timah.
Seperti rutinitas sehari-harinya, pagi itu Ibu menyiapkan sarapan pagi dan bersih-bersih
rumah. Ia cukup heran mengapa ayah tak beranjak bersiap-siap pergi bekerja di
PN Timah.
Ibu
: Ini sarapan sudah siap. Kenapa ayah ini tak lekas siap-siap pergi
bekerja?
Ayah
: (duduk) Hari ini dan besok ayah tidak pergi bekerja. Kemarin ayah
sudah ambil cuti buat pengambilan rapor Ikal dan Arai (menoleh ke arah ibu).
Usai sarapan pagi, Ayah menyiapkan berbagai keperluan yang akan ia gunakan di
hari pemberian rapor itu. Ia mengeluarkan sepatu kulit buaya bermerek Angkasa
dan ikat pinggang plastik bermotif ular ia semir lalu di jemur bersama kaus
kaki sepak bola berwarna hijau itu. Lalu ia menuntun keluar sepeda Rally
Robinson made in England-nya untuk diteliti dan dilap dengan semir
buatannya sendiri.
Ibu
: Tak perlulah Bapak, siapakan itu semua sendiri. Ibu bisa kerjakan semua itu
(berhenti dari kerjaannya lalu mendekat ke arah ayah)
Ayah
: Tak usah, tidak apa-apa (sambil mengelap sepeda dengan teiti
Ibu
: Ah, kau ini sudah berapa lama barang-barangmu itu kau simpan. Dan, hanya kau
pakai saat-saat tertentu saja.
Ayah
: (tersenyum)
Terakhir, ayah juga mengeluarkan busana terbaiknya yaitu baju safari empat saku
yang mempunyai nilai historis baginya.
--- Flashback di mulai
ADEGAN 3
Siang
itu ayah pulang lebih awal, karena pada hari itu adalah hari pengangkatan para
tenaga langkong menjadi pegawai tetap. Bonusnya adalah kain putih
kasar bergaris hitam. Oleh ibuku kain itu dijadikan lima potong celana dan baju
safari.
Ayah
: Ikal, bawakan kain ini pada ibumu, sekarang ayah sudah jadi pegawai tetap.
Ikal
: Hoi.. ayah kita udah jagi pegawai tetap (memegang kain, berlari, dan
membawanya kepada ibu).
Adik
: Yee.. (senang) Selamat Bapak.
Ibu
: (memegang kain) Wah.. Kain ini nak ibu jadikan baju safari dan celana
untuk ayah dan kalian (menatap anak-anaknya, tersenyum, lekas beranjak ke
mesin jahit dan merancang desain).
Hari raya Idul Fitri pun tiba ayah, Ikal, adik laki-lakinya, dan kedua abangnya
memakai seragam yaitu baju safari empat saku. Kami silaturrahmi keliling
kampung seperti rombongan petugas cacar.
Ayah
: Assalamu’alaykum.
Tetangga 1 : Wa’alaykum salam, mohon maaf
lahir batin, Pak Cik.
Tetangga 2 : Saya juga, minal aidin wal
faidzin, Pak Cik. Wah ini seperti petugas cacar saja, berseragam
Ibu
: Ah, ibu ini ada-ada saja. Ini baju saya yang buat dari bonus pengangkatan
pegawai tetap Bapak di PN Timah.
Tetangga 1 : Wah sudah diangkat? Selamat, Pak
Cik.
--- Flashback berakhir
ADEGAN 4
Selesai persiapan di rumah Ayah pergi ke pasar los ikan. Ia hendak memotong
rambut dan kumisnya di tempat kawan baiknya, Taikong Hamim. Disana, sedang
duduk beberapa orang yang sedang bercengkrama.
Taikong
Hamim : Hai Pak Cik, apa kabar?
(melihat ke arah Ayah).
Ayah
: ( tersenyum).
Taikong
Hamim : Jarang-jarang sekali
Pak Cik datang kemari. Hendak ada acara apa, Pak Cik?
Ayah
: (duduk di depan Taikong) Besok, akan mengambil rapor Arai dan Ikal...
(memperlihatkan amplop undangan).
Taikong
Hamim : Oh, si Kancil Keriting
itu, Pak Cik?
Bapak
1
: Wah... pandai betul anak kau Pak Cik.
Bapak
2
: Bener tuh Pak Cik, anak-anak yang masuk SMA itu adalah anak baik-baik.
Berarti anak kau bahkan lebih baik dari yang baik-baik, haha (tertawa)
Ayah
: (Hanya mengangguk dan tersenyum).
Taikong
Hamim : (menatap Ayah lama).
Itulah orang pendiam, kata-katanya ditunggu orang. Sebenarnya, dengan
memperlihatkan isi amplop itu ayahku bisa membual sejadi-jadinya. Tapi bagi
ayahku, tujuh kata itu: “besok, akan mengambil rapor Arai dan Ikal”, yang hanya
terdiri atas tiga puluh empat karakter itu, sudah cukup.
ADEGAN 4
Pagi itu hari Senin, seperti biasanya Pak Mustar memberikan amanat saat upacara
berlangsung. Murid-murid berbaris rapi sambil mendengarkan kata-kata Pak
Mustar.
Pak Mustar : (berdiri
sambil memegang mikrofon) Anak-anak, surat undangan sudah di kirim ke orang
tua kalian. Semoga mereka tidak dibuat malu oleh kalian saat pembagian rapor
nanti. (diam sejenak).
Pak Mustar : (melanjutkan)
Saya akan tata kursi duduk untuk orang tua kalian berdasarkan rangking dan
prestasi yang kalian buat selama satu semester ini. Agar kalian jeli dan
nantinya kalian harus berusaha untuk membuat bangga bagi orang tua kalian.
Arai
: (berbisik) Boi, Aku yakin ayah kau tak akan kecewa. Selama ini kita
sudah belajar keras tuk dapatkan nilai yang terbaik. Tenanglah kau, Kal (melirik
ke arah Ikal di sampingnya).
Ikal
: Betul kau, Rai (tersenyum, tanda menyetujui pendapat Arai).
Murid 1 :
Ssssttt... janganlah keras-keras, nanti kalau ketahuan Pak Mustar atau guru
lainnya. Bisa kena hukuman kalian (bicara lirih).
Ikal, Arai : (mengangguk-angguk).
ADEGAN 5
Suami
istri itu bangun pukul tiga pagi. Ibuku menyalakan arang dalam setrikanya,
mengipas-ngipasnya dan dengan gesit memercikkan air pandan dan bunga
kenanga. Sedangkan Ayah kembali melakukan pengecekan pada sepedanya
untuk sebuah perjalanan jauh yang sangat penting.
Ibu : Pak,
itu sarapan juga sudah siap. Bajunya juga sedang saya siapkan (memercikkan
air ke baju dan menyetrikanya)
Ayah : Sebentar, Bu. Ayah
sedang mengecek sepeda ini (mengeluarkan sepeda dari dalam rumah, lalu
mengecek, dan mengelapnya sebentar).
Ayahku adalah ayah nomor satu sedunia. Safari empat kantong itu adalah baju
istimewa Ayah. Hanya dipakai ketika ada peristiwa yang istimewa baginya,
termasuk hari pengambilan rapor aku dan Arai.
Usai shalat subuh ayahku siap berangkat.
Beliau akan bersepeda ke Magai ke SMA Negeri Bukan Main, 30 kilometer jauhnya.
Ayah : (menuntun sepeda)
Saya nak berangkat dulu.
Ibu : (menyampirkan
karung timah di sepeda ayah) Hati-hati di jalan (senyum).
Ayah : Baik,
assalamu’alaykum (menaiki sepeda lalu pergi).
ADEGAN 6
Pagi-pagi di aula sudah berjajaran kursi yang ditata oleh Pak Mustar dan
penjaga sekolah dengan rapi. Para orang tua dan wali pun mulai berdatangan. Pak
Mustar menjejer sepuluh kursi khusus di depan. Di sanalah berhak duduk para
orang tua yang anaknya meraih prestasi sepuluh besar.
Pak Mustar : Sepuluh
terbaik itu adalah anak-anak Melayu avant grade, garda depan (berkata
dengan bangga dan tegas).
Hadirin : (Bertepuk
tangan).
Pak Mustar : Baiklah
Bapak-Ibu sekalian untuk pengambilan rapor selanjutnya akan saya panggil nama
anak bapak-ibu. Berikut akan saya panggil dulu anak-anak Melayu yang
berprestasi masuk sepuluh besar SMA Negeri Bukan Main.
Pak Mustar : Yang
pertama diraih oleh Zakiah Nurmala (sambil membawa buku rapor dan
memberikannya kepada wali) yang kedua ..., ketiga Muhammad Haikal, yang
keempat ..., yang kelima Arai...
Ayah
: (tersenyum bangga, lalu berdiri, berjalan menuju podium dan menerima buku
rapor)
Pak Mustar : Selamat
Bapak, anak Anda berprestasi.
Pak Balia : Selamat, Pak.
Ikal dan Arai adalah anak berbakat. Pesankan pada pada mereka, tetap
rajin-rajinlah belajar. (tersenyum sambil menyalami Ayah).
Ayah
: (Mengangguk-angguk). Terima kasih (tersenyum sambil menyalamu Pak
Mustar dan Pak Balia).
ADEGAN 7
Semester pertama, rangkingku dan Arai tidaklah buruk namun itu mengejutkan
bagi kami. Aku rangking lima, Arai rangking tujuh. Sedangkan kawan kami Jimbron
berada di posisi tujuh puluh delapan dari 160 siswa kelas sepuluh di SMA Negeri
Bukan Main.
Usai pembagian rapor para orang tua atau walinya menemui anak-anak mereka.
Termasuk Jimbron, meskipun kedua orang tuanya sudah meninggal, tetapi ia
memiliki paman seperti Pendeta Giovani yang baik.
Jimbron : Paman,
ma..ma af kan saya. Ji.. jika hasilnya ku..kurang baik (menunduk, berkata
gagap).
Pendeta Gio : Jimbron, tidak
apa-apa, kamu anak yang baik. Tetap rajin belajar dan kerja keras. Supaya ayah
dan ibu kau merasa senang di sana. (Bicara pelan, sambil menepuk pundak
Jimbron).
Jimbron : (Mengangguk-angguk,
lalu pergi mendekat ke Ikal dan Arai).
Arai, Ikal, dan Jimbron berdiri sejajar. Orang orang berlalu lalang,
diantaranya banyak yang mengucapkan selamata pada Arai dan Ikal.
Arai : Hei, kalian nak
cepat-cepat pulang?
Murid 2 : Hei,
iya. Kau hebat selamat ya.
Murid 3 : Iya,
kau Ikal hebat sekali masuk tiga besar dan kau Arai masuk sepuluh besar. Hei, (menepuk
pundak Jimbron) kau Jimbro, kau kawan paling hebat dari di sekolah ini...
haha (tertawa bercanda).
Jimbron : (senyum)
Te.. Trimakasih.
(Semua tertawa bersama)
Memang, biasanya acara pembagian rapor akan berakhir dengan maki-makian kasar
orang tua pada anak-anaknya di bawah jajaran pohon bungur di depan aula tadi.
Tapi Ayah menemui Ikal dan Arai yang sedari tadi menunggu dekat parkiran tempat
ayah memarkirkan sepeda dengan tersenyum dan tidak banyak kata.
Ayah
: (Berjalan pelan tersenyum menatap Ikal dan Arai).
Ikal dan Arai : (Berdiri, tersenyum,
menyalami dan mencium tangan Ayah).
Ayah
: (Diam, menatap satu per satu Ikal dan Arai. Lalu menepuk pundak Ikal,
mengelus rambut Arai, dan senyum kepada Jimbron).
Ayah
: Assalamu’alaykum (pergi, lalu mengambil sepeda).
Ikal, Arai,
Jimbron : Wa’alaykum salam.
Ikal
: (Menatap ayah pergi).
Cuma kata itu, cuma senyum itu. Ayahku tetap terdiam dengan senyumnya. Tapi ia
adalah ayah juara satu buat aku.
-TAMAT-
=================================================================================
NASKAH DRAMA II
"SITI NURBAYA"
BABAK I
( Di taman yang indah dipenuhi rumput nan
hijau serta bunga bunga yang bemekaran terlihat sepasang kekasih yang sedang
memadu cinta )
Syamsul bahri : “ Siti “ ( panggil samsul
sambil menyembunyikan sebuah hadiah di tangannya)
Siti nurbaya : “ iya ada apa uda “ ( sambil
menoleh ke arah samsul )
Syamsul bahri : “ ini untuk mu siti “ ( sambil
menyerahkan hadiah yg sedari tadi di pegannya )
Siti nurbaya : “ ini apa uda ? “
(bingung)
Syamsul bahri : “ buka saja siti, pasti kau
akan tau isi dari hadiah itu “ ( tersenyum )
Siti nurbaya : “baiklah aku akan membukannya (
membuka hadiah ) wahhh , uda kalung ini sangat cantik ( tersenyum )
Syamsul bahri : “ iya kalung itu sangat cocok
untuk mu sini biar aku pakaikan di leher mu ! “
( mengambil kalung dan memakaikannya di leher
siti )
Siti nurbaya : “ iya uda ( menganggukan
kepalanya)
Syamsul bahri : “ sebenarnnya siti aku sudah
memendam rasa kepadamu sejak lama , tapi aku malu untuk mengungkapkannya , jadi
apakah kamu mau menjadi kekasih ku ( menatap mata siti sambil memegang tangan
siti )
Siti nurbaya : “ sebenarnya aku juga
sudah mencintaimu sejak lama , dan aku mau mau menjadi kekasih mu ( tersipu
malu )
Syamsul bahri : “ benarkah itu siti ? “ (
terkejut )
Siti nurbaya : “ itu benar uda ,aku sangat
mencintaimu “ ( memeluk syamsul)
BABAK II
( Saat sore hari di taman terlihat seorang
wanita yang tampak sedang menunggu kekasihnya datang )
Siti nurbaya : “ kemana ya uda syamsul dari
tadi aku tunggu dia tidak datang kesini juga ? “
( cemas )
Syamsul bahri : “ siti “ ( panggilnya yang
membuat siti terkejut )
Siti nurbaya : “ uda ( terkejut ) kau kemana
saja dari tadi aku menunggu kau disini tapi kau tak datang datang (
kesal )
Syamsul bahri : “ maafkan aku siti , tadi aku
ada urusan sebentar jadi aku terlambat datang kesini ( merasa bersalah )
Siti nurbaya : “ iya tidak apa apa uda aku
mengerti kok “ ( tersenyum )
Syamsul bahri : “ syukurlah kalau kau mengerti
“ ( tersenyum )
Siti nurbaya : “ oh iya uda ,kenapa uda meminta
ku datang kesini apa ada masalah ? “
( bingung)
Syamsul bahri : “ sebenarnya siti aku harus
melanjutkan sekolah ku di Jakarta “ (menundukan kepalanya )
Siti nurbaya : “ apa ( terkejut ) jadi uda akan
melanjutkan sekolah di Jakarta dan meniggalkan aku sendirian disini ? “ ( sedih
)
Syamsul bahri : “ maafkan aku siti aku harus
melanjutkan sekolah ku di Jakarta , tapi aku akan sering mengirimi mu surat
agar kita bisasaling berkomunikasi “ (memegang tangan
siti )
Siti nurbaya : “ baiklah uda kalau itu sudah
keputusan uda aku tidak bisa menolaknya” (sedih)
Syamsul bahri : “ siti kau jangan bersedih aku
akan selalu mengirimimu surat agar kita bisa saling bercerita satu sama lain (
menatap siti )
Siti nurbaya : “ baiklah uda aku tidak akan
bersedih lagi , tapi jaga baik baik diri uda disana ! “(memegang tangan syamsul
)
Syamsul bahri : “ aku akan menjaga diri ku siti
agar aku bisa segera menyelesaikan sekolah ku ini dan pulang ke sini untuk
bertemu kau siti “ ( tersenyum )
Siti nurbaya : “ aku akan selalu mendoakan mu
uda agar kau bisa cepat menyelesaikan sekolah mu dan aku akan menuggu mu disini
“ ( ternyum )
Syamsul bahri : “ aku mencintai mu siti “ (
mencium kening siti )
Siti nurbaya : “ aku juga mencintai mu uda” (
memeluk erat syamsul )
BABAK III
( Di rumah yang besar dan megah terlihat
sesosok lelaki tua yang sedang kesal )
Datuk maringgih : “ aku sesungguhnya tidak
senang melihat usaha makin hari semakin bertambah maju , aku akan menghancurkan
dan membuat usahannya bangkrut. pengawal pengawal ( teriaknya )
Pengawal : “ ada apa tuan memanggil saya “ (
jawabnya )
Datuk maringgih : “ aku punnya perkerjaan yang
penting untuk mu “
Pengawal : “ perkerjaan apa tuan “
Datuk maringgih : “ kamu harus membakar tokok
sulaiman beserta isinnya samapai tidak ada yang tersisa ! “
Pengawal : “ tapiii tuannn “
Datuk maringgih : “ sudah tiada ada tapi tapian
lagi , ( bentaknya ) kalau kau berhasil mengerjakan pekerjaan ini kau akan
mendapatkan imbalan dari ku “
Pengawal : “ baik tuan saya akan akan
melaksanakan perintah tuan “ ( berjalan meniggalkan datuk maringgih )
Datuk maringgih : “ hahahahahaha “ ( tertawa )
BABAK IV
( di rumah kosong terlihat dua orang lelaki
sedang berbincang tentang sesuatu yang penting )
Datuk maringgih : “ apa kau sudah melasanakan
perkerjakan yang ku berikan ? “
Pengawal : “ iya tuan aku sudah menyelesaikan
perkerjaan yang tuan berikan aku sudah membakar habis toko baginda sulaiman “ (
jawabnya )
Datuk maringgih : “ bagus kalau begitu ,
sebagai ganntinnya aku akan memberimu imbalan “ ( menyerahkan sekantong emas )
Pengawal : “ terima kasih tuan “ ( mengambil
katong emas )
BABAK V
( di ruang tamu terlihat seperangkat kursi yang
tertata rapi )
Baginda sulaimam : “ tok tok tok tok …… ( suara
ketukan pintu ) assalammualaikum “
Datuk maringgih : wa’alaikum salam , ooh
ternyata kawan lama silahkan masuk “ ( sambil berjabat tangan)
Baginda sulaiman : “ terima kasih datuk “ (
duduk )
Datuk maringgih : “ tidak biasannya kau datang
berkunjung kesini baginda sulaiman , jadi apa maksud tujuanmu datang berkunjung
kesini baginda sulaiman “
Baginda sulaiman : “ apa kau tidak mendengar
berita tentang toko ku datuk maringgih “
Datuk maringgih : “ berita apa baginda sulaiman
? ceritakanlah padaku ! “
Baginda sulaiman : “ jadi begini datuk
maringgih ada yang sengaja membakar ludes tokoku hingga tidak ada satupun yang
tersisa “
Datuk maringgih : “ malangnya nasibmu baginda
sulaiman “ ( pura pura bersimpati )
Baginda sulaiman : “ jadi maksudku datang
kesini umtuk meminta bantuanmu ? “
Datuk maringgih : “ bantuan apa baginda
sulaiman “
Baginda sulaiman : “ aku ingin meminjam uang
padamu rencananya aku akan membuat usaha baru dari uang yang kau berikan datuk
maringgih “
Datuk maringgih : “ boleh saja baginda sulaiman
“
Baginda sulaiman : “ terima kasih datuk
maringgih “
Datuk maringgih : “ tapi ada syaratnya baginda
sulaiman “
Baginda sulaima : “ apa syarat itu datuk
maringgih “
Datuk maringgih : “ kau harus melunasi
hutang mau dalam jangka waktu tiga bulan aku akan menagih mu kalau sudah tiga
bulan . apa kau setuju ? “
Baginda sulaiman : “ aku setuju atas
persyaratan mu itu datuk maringgih “
Datuk maringgih : “ baiklah kalau kau setuju ,
memangnya berapa uang yang kau butuh kan baginda sulaiman ? “
Baginda sulaiman : “ 5 juta “
Datuk maringgih : “ apaa 5 juta , baiklah aku
akan memberikan uang itu juga sekarang “ ( menyerahkan uang )
Baginda sulaiman : “ terima kasih datuk
maringgih kau sudah mau meminjamkan uang ini padaku “ ( menerima uang )
Datuk maringgih : “ iya sama sama baginda
sulaiman kita kan kawan lamasudah semestinnya kita saling membantukan “
( baginda sulaima pun pulang dengan senang hati
karena telah mendapatkan pinjamam dari datuk maringgih )
BABAK VI
( 3 bulan pun berlalau, di halaman rumah
baginda sulaiman terlihat dua pemuda gagah dan satu lelaki tua yang sedang
berada di depan pintu rumah baginda sulaiman )
Datuk maringgih : “ cepat ketuk pintunnya “ (
menyuruh dua pengawalnya )
Pangawal 1&2 : “ baik tuan “ ( mengetuk
pintu rumah baginda sulaiman )
Tok tok tok tok……………. ( suara ketukan pintu )
Baginda sulaiman : “ siapa itu yang mengetuk
pintu sekencang itu “ (bertannya )
Istri baginda sulaima : “ aku juga tidak tau ,
siapa yang mengetuk pintu itu “ ( bingung )
Baginda sulaiman : “ coba kau bukankan ! “
Istri sulaiman : “ baiklah akan ku bukakan “ (
menuju pintu)
(Kriett kriettt istri baginda sulaiman
membuka pintu )
Datuk maringgih : “ dimana suamimu ? “ ( marah
)
Istri sulaiman : “ ehh datuk silahkan masuk “
Datuk maringgih : “ sulaiman sulaiman keluar
kamu ! “ ( berteriak )
Baginda sulaiman : “ ada apa kamu memanggilku
ku datuk ? “
Datuk maringgih : “ aku ingin menagih hutang mu
, hutang sudah jatuh tempo dan kamu harus melunasinyasekarang juga ! “ (
marah )
Baginda sulaiman : “ tapi , saya belum
mempunnyai uang untuk melunasi hutang ku datuk “ ( sedih )
Datuk maringgih : “ sudah tidak ada tapi tapi
an lagi sekarang juga lunasi semua hutang hutang mu pada ku ! “
Baginda sulaiman : “ tolong kasih kami waktu 2
minggu lagi datuk sekarang kami belum punnya uang untuk melunasi nya hutang
hutang kami datuk saya mohon “ ( memohon kepada datuk maringgih )
Datuk maringgih : “ sudah tidak ada waktu lagi
, cepat kau lunasi hutang hutang mu kalau kau tidak melunasi hutang mu juga
sekarang aku akan memenjarakan kau sulaiman ! “
Baginda sulaiman : “ tolong jangan lakukan itu
datuk “ ( menyatukan kedua tangannya dan memohon )
Datuk maringgih : “ baiklah aku tidak akan
memenjarakan engkau tapi ada syaratnya “
Baginda sulaiaman : “ syarat apa itu datuk ? “
Datuk maringgih : “ anak mu yaitu siti nurbaya
akan ku nikahkan dan menjadi istri ku “
Baginda sulaiman : “ apaaa ( kaget ) syarat
macam apa itu datuk aku tidak akan menikahkan anakku dengan lelaki jahat
seperti kau datuk ! “
Datuk maringgih : “ apa kau bilang beraninya
kau berkata seperti itu kepda ku ( menampar baginda sulaiman hingga baginda
sulaiman jatuh tersungkur)
Siti nurbaya : “ ayahhhhhhh ( keluar dari kamar
dan menghampiri baginda sulaiaman ) kau tidak apa apa ayah ? “ ( khawatir )
Baginda sulaiman : “ aku baik baik saja anakku
“
Siti nurbaya : “ datukk aku mau menjadi istri
mu “ ( berdiri dan menghampiri datuk maringgih )
Baginda sulaiman : “ apa yang kau katakan
anakku , aku tidak akan membiarkan mu dinikahi oleh lelaki hidung belang ini !
“ ( terkejut )
Siti nurbaya : “ tidak apa apa ayah aku akan
melakukan apapun yang bisa membuat ayah tidak di penjara “ ( menoleh kearah
baginda sulaiman )
Baginda sulaiman :” tapiiii anakku aku tidak
tega melihat mu dinikahi oleh datuk maringgih “ ( sedih )
Siti nurbaya: “ tenang saja ayah aku akan baik
baik saja “ ( pura pura tersenyum )
Datuk maringgih : “ bagus lah kalau begitu ,
aku akan menikahkanmu dalam waktu dekat ini!“
BABAK VII
( di KUA terlihat siti nurbaya dan datuk
maringgih sedang duduk bersama di pelaminan )
Baginda sulaiman : “ saya nikahkan dan kawinkan
engkau datuk maringgih dengan anak kandung saya siti nurbaya dengan mas
kawinnya emas 10 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai “ ( memegang
tangan datuk maringgih )
Datuk maringgih : “ saya terima nikah dan
kawinnya siti nurbaya binti sulaiman dengan mas kawainnya yang tersebut tunai
Penghulu :” sah ? “ ( melihat kekanan kiri )
Warga : “ sahhhhh “
Penghulu : “ alhamdullilah “
( setelah beberapa saat kemudian datuk
maringgih dan istri barunya yaitu siti nurbaya pulang ke rumah datuk maringgih
)
Datuk maringgih : “ ayo kita pulang istriku “ (
sambil menggandeng tangan siti nurbaya)
Siti nurbaya : “ iyo datuk “ ( menunduk )
( setelah pernikahan hidup siti nurbaya
tidaklah bahagia Karena dia selalu diprlakukan kasar oleh datuk maringgih
,akhirnya siti nurbaya mengirim surat untuk syamsul bahri dia menceritkan
apapun yang selama ini terjadi )
BABAK VIII
( terlihat sesosok wanita yang sedang duduk di
bawah pohon yang rindang dengan wajah yang sedih )
Syamsul bahri : ( menutup mata siti nurbaya )
Siti nurbaya : “ siapa ini “ (memegang tangan
yang menutup matannya )
Syamsul bahri : “ ayo coba tebak “
Siti nurbaya : “ siapa kau ini ( mikir ) uda
syamsul , benarkah kau ini uda syamsul ? “ ( mencoba melepaskan tangan yang
sedari tadi menutup matanya )
Syamsul bahri : “ kau benar siti aku syamsul
kekasihmu “ ( melepaskan tangannya yang dari tadi menutup mata siti nurbaya )
Siti nurbaya : “ uda syamsul aku sangat
merindukan uda syamsul “ (memeluk syamsul bahri sambil menangis )
Syamsul bahri : “ iya siti aku juga sangat
merindukan kamu siti “ (tersenyum)
Siti nurbaya : “ uda kapan uda kembali kesini
kenapa uda tidak mengabari siti kalau uda mau kembali pulang ? “ ( melepaskan
pelukannya )
Syamsul bahri : “ maaf kan aku siti karena
tidak bisa mengabari kamu , aku membaca surat mu dan langsung pulang ke padang
. sebenarnya apa yang terjadi ? “ ( binngu )
Siti nurbaya : “ aku telah dinikahi oleh datuk
maringgih “ ( menunduk )
Syamsul bahri : “ apaaaaa ( terkejut )
kenapacisa seperti itu siti , aku tidak menyangka kalau kau akan menikahi orang
lain siti “ ( kecewa )
Siti nurbaya : “ tenang dulu uda aku bisa
menjelaskan semua ini “
Syamsul bahri : baiklah aku akan mendengarkan
semua penjelasanmu “
Siti nurbaya : “ jadi, sebenarnya ayahku telah
bangkrut uda karena semua toko ayahku telah terbakar ludes lalu ayahku pun
meminta pinjaman kepada datuk maringgih uda tapi karena ayah tidak bisa
membayar hutang hutang ayah teranacam di penajara uda oleh karena itu aku
bersedia dinikahi oleh datuk maringgih agar hutang hutang ayah dianggap lunasi
oleh datuk maringgih uda “
Syamsul bahri : “ ohh jadi seperti itu,tenang
saja siti aku akan mencari jalan keluarnya “ ( tersenyum )
Siti nurbaya : “ iya uda “ ( tersenyum )
Syamsul bahri : “ sudah siti kau jangan
menangis lagi nanti bisa bisa cantik mu hilang “ ( mengusap air mata siti
sambil tersenyum )
( ketika syamsul bahri dan siti nurbaya sdang
asik saiknya berbincang tiba tiba datuk maringgih datang )
Datuk maringgih : “ sitiiiii apa yang kau
lakukan dengan pemuda ini ? “
( marah dan menarik tangan siti nurbaya)
Siti nurbaya : “ aku tidak melakuakan apapun
dengan uda syamsul datuk “ ( takut )
Datuk maringgih : “ halahhh kau sudah berani
bohong y padaku “ ( menampar siti nurbaya tetapi tamparannya ditahan oleh
syamsul )
Syamsul bahri : “ heiii kau awasss saja sampai
berani menyentuh apalagi menyakiti siti akan ku hajar kau ! “ ( memegang tangan
datuk maringgih yang ingin menampar siti nurbaya )
Datuk maringgih : “ ohh kau mau jadi pahlawan
kesiangan , terimalah ini ! “
( menonjok muka syamsul namun syamsul mengelak
sehingga tidak terkena tonjokan datuk maringgih )
Syamsul bahri : “ beraninnya kau ! “ ( memukul
datuk maringgih sampai datuk maringgih jatuh tursungkur kebawah )
Datuk maringgih : “ kau bolehh saja menang kali
ini tapi aku akan membalasmu syamsul “ ( pergi meninggalkan syamsul dan
siti nurbaya )
Siti nurbaya : “ bagaiaman ini uda datuk
maringgih marah besar kepada uda dan aku “ ( ketakutan dan khawatir )
Syamsul bahri : “ tenang saja siti kau tidak
perlu khawatir ada aku disini “ ( menenangkan siti nurbaya )
BABAK XI
( semetara itu datuk maringgih sedang kesal )
Datuk maringgih : “ aku akan membalasmu syamsul
bahri dan siti nurbaya , pangawal pengawal (memanggil pengawalnya )
Pengawal : “ iya ada apa tuan ? “
Datuk maringgih : “ cepat kau pergi ke rumah
sulaiman dan beri tahu sulaima kalau anaknya sedang berpacaran ! “
Pengawal : “ baik tuan “ ( pergi menuju rumah
baginda sulaiman )
Datuk maringgih : “ rasakanlah pembalasan ku
itu syamsul dan siti , hahahahah “ ( tawannya)
( dirumah banginda sulaiman terlihat baginda
sulaiman sedang membaca Koran sambil menikmati secangkir kopi )
Pengawal : “ baginda sulaiman baginda sulaima “
(memanggil )
Baginda sulaiman : “ iya ada kau memanggil ku
denagan tergesa gesa seperti itu coba kau duduk dulu ( mereka berdua pun duduk
) sekarang ceritakanlah apa yang terjadi ? “
Pengawal : “ jadi saya tadi melihat siti
nurbaya sedang berpacaran bersama seorang pemuda “
Baginda sulaiman : “ apaaaaaaaa, benarkah itu ?
“ ( terkejut )
Pangawal : “iya baginda tadi saya melihatnya
berdua dua an dengan sesosok pemuda yang tidak di kenal saya melihatnya dengan
mata kepala saya sendiri “
Baginda sulaiman : “ aaaakkuuu…( memegang
dadanya yang dari tadi sakit tak lama kemudian baginda sulaiaman jatuh )
Pengawal : “ baginda sulaiman bangun kau
kenapa” ( khawatir)
( istri baginda sulaiman pun keluar karena
melihat baginda sulaiman jatuh )
Istri sulaiman : “ uda bangun uda kau kenapa (
memeriksa denyut nadi baginda sulaiman ) inalillai wainalillahi rojiun uda
jangan tinggal kan istrimu ini uda “ ( menangis )
( baginda sulaiman pun meninggal akibat
serangan jantung yang dideritannya siti nurbaya pun terpukul atas apa yang
telah terjadi sementara itu syamsul bahri kembali ke Jakarta )
BABAK X
Datuk maringgih : “ aku mendengar bahwa siti
akan pergi ke jakarata dan tinggal bersama syamsul bahri apakah itu benar? “
Pengawal : “ itu benar datuk aku telah
mendengarnya sendiri dari warga sekitar “
Datuk maringgih : “ siall aku tidak akan
membiarkan siti nurbaya hidup bahagia bersama syamsul bahri . aku punnya
rencana bagaiman kalau kita merancuni siti nurbaya hingga dia mati “
Pangawal : “ itu ide baguss tuan “
Datuk maringgih :” baiklah kalau begitu , nanti
kau kasih makanan yang beracun ini kepada siti ! “
Pengawal : “ baiklah tuan saya akan
melaksanakannya “
BABAK XI
Pengawal : “ tunggu sebentar siti “
Siti nurbaya : “ iya ada apa “ ( menoleh ke
sumber suara )
Pengawal : “ ini ada makanan umtukmu siti tadi
aku kepasar dan membelikan ini tmtukmu makanlah ini siti ! “( memberikan
makanan tersebut )
Siti nurbaya : “ terima kasih , aku akan
memakannya “
Pengawal :” iyo sama sama siti “
( sesampainya dirumah siti nurbaya pun memakan
makanan tersebut )
Siti nurbaya : “ uhhh melelahkan sekali hari
ini perutku lapar lagi . oh iy tadi kana da makannya yang diberikan untuk ku
aku makan itu saja ( memakan makanan yang sudah diberi racun kemudian dia
terjatuh )
( berapa saat kemudian siti nurbaya pun jatuh
dan meniggal dunia , tak lama waktu berselang ibu siti nurbaya dan ibu syamsul
pun ikut meniggal dunia semetara itu syamsul bahri yang mendengar kabar buruk
itu sempat putus asa tetapi dia tetap menjalani hidupnyadan masuk ke militer )
BABAK XII
( pada suatu hari terjadi kerusuhan di padang
sehingga syamsul bahri di tugaskan untuk menertibkan kerusuhan tersebut
teryatan kerusuhan tersebut di dalangi oleh datuk maringgih)
( di tengah kerusuhan syamsul bahri bertemu
lagi dengan datuk maringgih )
Syamsul bahri : “ haiiiiii datuuuk maringgih
bagamana kabarmu ? “
(memegang pistol )
Datuk maringgih : “ haiii jugaaa kawan lama
syamsul bahri “ ( memegang pendannya )
Syamsul bahri : “ aku di sini untuk membalaskan
dendam ku atas semua perbuatamu kepada siti nurbaya ! “
Datuk maringgih : “ beranii kau menantangku
syamsul , kau ini bukan tandiangan ku syamsul “
Syamsul bahri : “ benarkan itu datuk ? “
Datuk maringgih :” terima lah serangan ku ini “
( menusuk syamsul bahri dengan pendangnya)
( ternyata pedang datuk maringgih menusuk perut
syamsul bahri )
Syamsul bahri : “ ahhhh ( menahan rasa sakit )
akuuuuu belum kalah datuk maringgih ( menembak datuk maringgih dengan pistolnya
sebelum dia menghela nafasnya untuk terakhir kalinnya )
( akhirnya syamsul dapat membalaskan dedamnya
kepada datuk maringgih yang selama ini sudah ia simpan walaupun dia harus
mati bersama datuk maringgih )
=====TAMAT=====
Komentar
Posting Komentar